Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang telah lama ada, namun sayangnya, berbagai mitos seputar TBC masih beredar luas di masyarakat. Kepercayaan yang salah ini dapat menghambat upaya pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan yang efektif. Meluruskan informasi yang keliru dan menyajikan fakta sebenarnya tentang TBC adalah kunci untuk meningkatkan kesadaran dan memberantas penyakit ini. Mari kita bedah beberapa mitos umum tentang TBC dan mengungkap fakta ilmiah yang perlu Anda ketahui!
Mitos 1: TBC Hanya Menyerang Paru-Paru. Fakta: Memang benar bahwa TBC paru adalah jenis yang paling umum. Namun, bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menyerang organ lain di tubuh, seperti kelenjar getah bening, tulang, otak (meningitis TBC), ginjal, dan usus. Kondisi ini dikenal sebagai TBC ekstrapulmoner dan gejalanya bervariasi tergantung organ yang terlibat.
Mitos 2: TBC Pasti Menular dengan Kontak Singkat. Fakta: Penularan TBC terjadi melalui udara saat penderita TBC aktif batuk, bersin, berbicara, atau meludah, dan orang sehat menghirup udara yang mengandung bakteri. Namun, penularan biasanya memerlukan kontak yang cukup dekat dan berlangsung lama dengan penderita TBC aktif yang tidak diobati. Kontak singkat umumnya tidak berisiko tinggi menularkan TBC.
Mitos 3: TBC Adalah Penyakit Keturunan. Fakta: TBC disebabkan oleh infeksi bakteri, bukan faktor genetik. Meskipun faktor kekebalan tubuh yang dipengaruhi oleh genetik dapat memainkan peran dalam kerentanan seseorang terhadap infeksi, TBC tidak diturunkan dari orang tua ke anak.
Mitos 4: Orang yang Sudah Sembuh dari TBC Tidak Bisa Terkena Lagi. Fakta: Seseorang yang telah berhasil diobati dan sembuh dari TBC masih berisiko terkena infeksi TBC lagi jika terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sistem kekebalan tubuh yang pernah melawan infeksi TBC sebelumnya tidak memberikan kekebalan permanen terhadap penyakit ini.
Mitos 5: Vaksin BCG Memberikan Perlindungan Penuh Terhadap TBC. Fakta: Vaksin BCG (Bacille Calmette-Guérin) efektif dalam mencegah bentuk TBC yang parah pada anak-anak, seperti meningitis TBC dan TBC milier. Namun, efektivitasnya dalam mencegah TBC paru-paru pada orang dewasa bervariasi dan tidak memberikan perlindungan seumur hidup.