Penyakit Zika adalah infeksi virus yang terutama disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, jenis nyamuk yang sama yang juga menularkan demam berdarah dan chikungunya. Meskipun infeksi Zika seringkali ringan atau bahkan tanpa gejala pada banyak orang, virus ini menimbulkan risiko serius, terutama bagi ibu hamil dan bayi yang baru lahir. Memahami cara penularan, gejala, risiko komplikasi, serta langkah-langkah pencegahan sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Cara Penularan dan Penyebaran Virus Zika
Cara utama penularan virus Zika adalah melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Nyamuk ini biasanya aktif pada siang hari. Selain gigitan nyamuk, virus Zika juga dapat ditularkan melalui cara lain, meskipun lebih jarang:
- Penularan Seksual: Virus Zika dapat bertahan lebih lama dalam air mani dibandingkan cairan tubuh lainnya, sehingga penularan melalui hubungan seks tanpa pengaman dari pria yang terinfeksi (dengan atau tanpa gejala) kepada pasangannya dimungkinkan.
- Penularan dari Ibu ke Anak: Ibu hamil yang terinfeksi Zika dapat menularkan virus kepada janinnya selama kehamilan atau persalinan.
- Transfusi Darah: Meskipun jarang terjadi, virus Zika dapat ditularkan melalui transfusi darah.
Gejala Zika yang Seringkali Ringan
Banyak orang yang terinfeksi virus Zika tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan yang berlangsung beberapa hari hingga seminggu. Gejala yang paling umum meliputi:
- Demam ringan
- Ruam kulit (seringkali berupa bintik-bintik merah kecil)
- Nyeri sendi (arthralgia)
- Nyeri otot (myalgia)
- Sakit kepala
- Konjungtivitis (mata merah tanpa keluarnya nanah)
Karena gejalanya yang ringan dan mirip dengan penyakit virus lainnya, banyak kasus infeksi Zika mungkin tidak terdiagnosis.
Risiko Komplikasi Serius, Terutama pada Kehamilan
Meskipun gejalanya ringan pada sebagian besar orang, infeksi Zika selama kehamilan dapat menimbulkan risiko serius bagi bayi yang sedang berkembang, terutama mikrosefali, yaitu kondisi di mana kepala bayi lahir dengan ukuran lebih kecil dari normal dan perkembangan otak yang tidak sempurna. Selain mikrosefali, infeksi Zika selama kehamilan juga dikaitkan dengan masalah perkembangan otak dan mata lainnya pada bayi.
Pada orang dewasa, infeksi Zika terkadang dikaitkan dengan komplikasi neurologis seperti sindrom Guillain-Barré, suatu kondisi langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf, menyebabkan kelemahan otot dan bahkan kelumpuhan.