Berita, Kesehatan

Kenapa Banyak Penderita Penyakit Raja Singa di Indonesia

Penyakit sifilis, yang dikenal juga sebagai raja singa, adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Di Indonesia, kasus sifilis menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan. Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka penderita sifilis di Indonesia:

1. Kurangnya Kesadaran dan Edukasi:

  • Kesadaran masyarakat tentang penyakit sifilis atau raja singa, gejala, dan cara penularannya masih rendah.
  • Kurangnya edukasi mengenai seks aman dan pentingnya pemeriksaan kesehatan seksual berkala.

2. Perilaku Seksual Berisiko:

  • Hubungan seks tanpa kondom, terutama dengan banyak pasangan, meningkatkan risiko penularan sifilis.
  • Praktik seks berisiko lainnya, seperti seks anal dan oral tanpa perlindungan, juga berkontribusi pada penyebaran penyakit ini.

3. Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan:

  • Akses terhadap layanan kesehatan seksual, termasuk tes dan pengobatan sifilis, masih terbatas di beberapa daerah di Indonesia.
  • Stigma dan diskriminasi terkait IMS membuat banyak orang enggan mencari bantuan medis.

4. Kurangnya Penggunaan Kondom:

  • Penggunaan kondom yang tidak konsisten atau tidak tepat meningkatkan risiko penularan sifilis.
  • Kurangnya akses atau keterjangkauan kondom juga menjadi faktor penghambat.

5. Penularan dari Ibu ke Anak:

  • Sifilis dapat ditularkan dari ibu hamil yang terinfeksi kepada bayinya selama kehamilan atau persalinan.
  • Kurangnya pemeriksaan kehamilan dan pengobatan yang tepat dapat menyebabkan sifilis kongenital pada bayi.

6. Kelompok Berisiko Tinggi:

  • Beberapa kelompok, seperti pekerja seks komersial, lelaki seks dengan lelaki (LSL), dan pengguna narkoba suntik, memiliki risiko lebih tinggi tertular sifilis.
  • Kurangnya akses layanan kesehatan yang ramah dan stigma yang kuat di kalangan kelompok ini mempersulit upaya pencegahan dan pengobatan.

Upaya Penanggulangan:

  • Peningkatan edukasi dan kesadaran masyarakat tentang sifilis dan seks aman.
  • Peningkatan akses terhadap layanan kesehatan seksual yang terjangkau dan ramah.
  • Promosi penggunaan kondom yang konsisten dan tepat.
  • Pemeriksaan kehamilan rutin dan pengobatan yang tepat bagi ibu hamil yang terinfeksi.
  • Penjangkauan dan pelayanan khusus bagi kelompok berisiko tinggi.

Dengan upaya bersama dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan angka penderita sifilis di Indonesia dapat ditekan.